Kamis, 08 September 2011

Rield Tak Mungkin Dipanggil Lagi

Alfred Riedl.(foto:SINDO)

JAKARTA – PSSI tidak mungkin memanggil lagi Alfred Riedl untuk menggantikan Wim Rijsbergen sebagai pelatih timnas. Selain itu, pergantian pemain harus dilihat dari banyak aspek.

“Wim diganti Alfred Saya kira tidak. Karena soal kepelatihan itu sensitif sekali. Karena berpengaruh soal sensitifitas pemain dan pelatih,” ujar anggota komite eksekutif PSSI, Bob Hippy, Kamis (8/9/2011).

Pergantian pelatih, menurutnya tidak hanya dilihat dari sisi pelatih saja. Tetapi juga dari sisi profesionalitas pemain.”Karena kalau dilihat di lapangan banyak pemain, yang tidak bisa mengontrol bola dengan baik, kalau begitu bagaimana sisi profesionalitasnya,” imbuh Hippy yang menjabat sebagai koordinator timnas.

“Mourinho bahkan berani memberikan argumen pada para pemainnya. Dan itu hal yang normal. Itulah sisi tanggung jawab profesional,” ujar Hipy mencoba mencontohkan.

Pemain timnas dan pelatih Wim Rijsbergen mulai tidak harmonis setelah arsitek asal Belanda itu melontarkan komentar yang dinilai melecehkan pemain. Mengenai hal ini Bob Hipy berharap para pemain bisa bersikap profesional dan menahan diri.

“Itu kembali ke sisi profesionalisme pemain sendiri. Jadi pemain harus menahan diri. Ini adalah perjuangan. Penuh dari segala rintangan. Termasuk dari sisi lawan yang tidak sebanding.”

“Mengenai hubungan antara pelatih dan pemain kita akan bicarakan lagi secepatnya. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan untuk persiapan mentalnya demi laga selanjutnya,” jelas dia seraya menambahkan belum mendengar kabar soal isu bahwa para pemain mengancam memboikot jika masih ditangani Wim.

“Mengenai sakit hati pemain, saya kira kalau sakit hati, kenapa musti sakit hati, apa pernah disinggung atau dikurangi hak dan kewajibannya sebagai pemain. Saya kira tidak ada.”

Bob Hippy juga tidak terlalu mempermasalahkan pernyataan Wim yang membuat sejumlah pemain sakit hati. “ Ya itu kan soal masing-masing. Mereka kan profesional, jadi mereka berhadapan masing-masing antara pemain dan pelatih sama-sama profesional, karena kita punya karakter masing-masing Yang penting kita tunjukan proporsionalitas masing-masing.”

sumber:http://bola.okezone.com